Jumat, 29 Oktober 2010

Menghakimi orang lain

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Matius 7:1)

Perintah Yesus sehubungan dengan menghakimi orang lain sederhana sekali. Dia berkata, "Jangan." Rata-rata orang Kristen adalah pribadi yang kecamannya paling menusuk hati. Kecaman adalah salah satu kegiatan biasa dari manusia, tetapi dalam alam rohani tidak ada hasil yang dicapai dalam kecaman tersebut.

Akibat dari kecaman ialah terbaginya kekuatan dari orang yang dikecam. Roh Kuduslah satu-satunya Pribadi yang tepat untuk mengecam, dan Dia sajalah yang sanggup menunjukkan kesalahan tanpa menyakiti dan melukai. Mustahil untuk menjalin persekutuan dengan Allah bila Anda ada dalam suasana hati yang suka mengecam. Kecaman cenderung membuat Anda kasar, ingin membalas dendam dan kejam, serta meninggalkan kesan pada diri Anda bahwa Anda lebih unggul dari orang lain.

Yesus berkata, bahwa sebagai muridNya anda harus mengembangkan watak yang tidak suka mencela. Ini takkan terjadi dengan segera tetapi harus dikembangkan seiring dengan waktu. Anda harus terus waspada terhadap apapun yang menyebabkan anda menyangka diri anda lebih unggul.

Hidup saya tidak luput dari penyelidikan tajam yang dilakukan oleh Yesus. Jika saya melihat selumbar kecil di mata Anda, itu berarti saya mempunyai balok di mata saya sendiri (lihat Mat. 7:3-5). Setiap kesalahan yang saya lihat pada anda, Allah menemukannya dalam diri saya. Setiap kali saya menghakimi, saya menyalahkan diri saya sendiri (lihat Rm 2:17-24).

Berhentilah menggunakan tongkat pengukur bagi orang lain. Selalu paling sedikit ada satu fakta tambahan, yang tidak kita ketahui, dalam situasi setiap orang. Tindakan pertama yang dilakukan Allah ialah membersihkan kita secara cermat. Setelah itu, tidak ada kemungkinan kesombongan yang masih tersisa dalam diri kita. Saya tidak akan kehilangan harapan terhadap seseorang, setelah memahami hal yang terdapat dalam diri saya di luar anugerah Allah.


sumber : (terangdunia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.